Ramalan
Rasulullah SAW bersabda,”siapa mendatangi peramal kemudian ia meminta agar diramal tentang sesuatu kepada peramal tersebut, maka Allah tidak akan menerima shalatnya selama empat puluh hari.”(HR Muslim)
Menurut Al-Jurjani dalam Ta’Rifat-nya, “peramal adalah orang yang biasa memberitahukan tentang kejadian dan pristiwa dimasa mendatang. Mengaku mengetahui berbagai rahasia dan ilmu tentang alam gaib.”
Percaya kepada peramal adalah bentuk penyimpangan dari ajaran islam. Bahkan bisa jadi merupakan salah satu bentuk kekufuran, karena tidak ada seorang pun yang mengetahui alam gaib kecuali Allah SWT, sebagai mana firman-Nya, “dan pada sisi Allahlah kunci semua gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).”QS Al-An’am 6:59.”
Berkaitan dengan ini, Rasulullah SAW pertah ditanya sekelompok orang tentang para peramal. Rasulullah menjawab,”Mereka itu tidak ada apa-apanya.” Orang-orang tersebut berkata lagi, “ kadang mereka bisa meramal sesuatu dengan benar. “Rasulullah menjawab “perkatan yang benar itu adalah wahyu dari Allah, lalu di curi oleh jin dan dibisikkan ketelinga para peramal setelah dicampur aduk dengan seratus kebohongan. “ HR Bukhari dari Aisyah ra).
Sebagai seorang muslim, tidak semestinya kita mendatangi peramal hanya untuk “melihat” tentang umur , jodoh, karier, bisnis, penyakit, kehilangan, masa depan, garis tangan, dan lain-lain. Sebab, hal tersebut adalah prilaku syirik yang dosanya tidak diampuni.
Allahlah adalah tempat meminta dan tempat mengadukan semua keluh kesah. “Jika kamu memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah.”(HR Tirmizi). Allah juga berfirman, “dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadaku tentang aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku.” (QS Al-Baqarah 2:186).
Semoga kita tidak gampang terbujuk untuk lebih mempercayai para peramal, lewat media apa pun. Wallahu a’lam.
0 comments:
Post a Comment